Take a look guyz… Dengan observasi langsung ke Tempat Pembuangan Akhir di Keputih, kita berhasil melakukan wawancara dengan pengawas di TPA Keputih dan kita juga melihat secara langsung kenyataan bahwa banyaknya sampah yang tidak bisa di daur ulang kembali karena bahan-bahan yang digunakan tidak bisa dimanfaatkan kembali.
Seperti yang kita ketahui bahwa sampah memiliki 2 jenis yaitu sampah basah dan sampah kering. Sampah basah ialah sampah yang tidak bisa di daur ulang, seperti makanan-makanan yang sudah busuk, puntung rokok, tanaman-tanaman yang sudah mati, sedangkan sampah kering ialah sampah yang dapat di daur ulang seperti kertas, plastik, atau botol-botol air. Di TPA Keputih, Semua yang memungut dan mengumpulkan sampah-sampah tersebut adalah para pemulung yang tinggal di sekitar TPA Keputih. Untuk menjualnya tidak semudah yang kita bayangin teman-teman, karena sampah-sampah yang telah dipungut tersebut harus dipilah-pilah terlebih dahulu antara sampah basah dan sampah kering yang masih bisa untuk dijual kembali (Daur Ulang), seperti contohnya: antara kardus, duplek, plastik, bak-bak aqua yang kemudian dapat dijual lagi. Sampah-sampah tersebut dijual pada penimbang (penadah), kemudian ke tangan penimbun setalah itu baru di setorkan ke pabrik-pabrik.
Menurut Pak Kusen, selaku penjaga TPS Keputih, sampah-sampah kota ini sebagian besar berasal dari kampung-kampung dan daerah sekitar gebong-gebong, manyar, mleto ( Kertajaya), serta dari kerja bakti selokan dinas penanggulangan banjir yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Banyak nya sampah yang datang per hari nya sekitar 2 truk pick up, yang terdiri dari sampah, suket rumput, yang kemudian diproses melalui penimbangan lalu ke penimbunan. Tinggi nya tumpukan sampah di TPA Keputih sekarang ini sekitar 8,5 meter. Bayangin guyzzz, banyak banget sampah yang tidak semuanya dapat di tanganin dengan baik, belum lagi kalo kita lihat tempat tinggal para pemulung yang berdekatan dengan sampah-sampah tersebut, keadaan ini sangat memprihatinkan...
Jenis-jenis sampah berupa plastik, dan kardus dimasukkan ke gelangsing dan ditimbang yang kemudian ditimbun. Sedangkan sampah seperti nasi dan ikan, bahan-bahan makanan (sampah basah) tetap dibiarkan dalam timbunan sampah sampai menumpuk yang kemudian dibakar dan setelah itu dapat dimanfaatkan dengan ditanami tanaman jagung, waluh, pohong dan lombok.
Kita juga menanyakan kisaran harga sampah-sampah tersebut klo di jual ke pabrik. Kisaran harga sampah saat ditimbang yang dapat dijual ke pabrik-pabrik yaitu, tembaga : Rp. 25.000 per kilogram, plastik : Rp. 200 per kilogram, dan kardus : Rp. 300 per kilogram.
Untuk luas lokasi daerah TPS Keputih berdasarkan peta daerah pemerintahan kota sekitar 24 hektar tetapi sekarang sudah ditutup sejak tahun 1999 dan daerah TPS itu kemudian dialihkan ke jalan Benowo karena warga sekitar merasa terganggu dengan adanya sampah-sampah pada daerah sekitar mereka. Selain itu, penyakit-penyakit yang sering terjadi pada daerah itu seperti flu, gangguan pernafasan dan sakit perut (diare).
So Guys… Dari hasi wawancara dan observasi langsung di TPA Keputih yang kita lakukan, kita pengen ngajak kamu-kamu sekalian untuk menyadari kebersihan Lingkungan sejak dini dan tidak membiarkan sampah-sampah terus menumpuk. Namun marilah kita meminimalisasi penggunaan sampah, Karena sampah sangat berdampak buruk pada lingkungan terutama bagi kesehatan masyarakat sendiri. Jika kita tidak menangani sampah-sampah tersebut sejak dini dengan baik dan benar maka dapat menimbulkan lingkungan yang tidak bersih dan otomatis dengan keadaan lingkungan yang tidak bersih dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Seperti yang kita ketahui bahwa sekarang ini jarang sekali lingkungan yang masih bersih, hijau, asri dan segar oleh karena banyaknya masyarakat yang masih belum memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Keadaan ini sangat disayangkan guys… selain itu sampah-sampah tersebut juga dapat menyebabkan global warming yang efeknya dapat membahayakan dunia. Jadi, marilah kita menyadari pentingnya kebersihan Lingkungan dan fenomena alam yang terjadi karena kalo bukan kita yang menjaga dan meestarikan Dunia ini, siapa lagi???
“Keep move for a better life”…
Foto-foto yang kita ambil di TPA Keputih:
Tumpukan sampah yang menggunung sekitar 8,5 meter!!!
Sampah-sampah yang udah dipilih, dan siap untuk dibawa ke penimbun(penadah) buat dijual ke pabrik…
Tanah yang kekeringan, gersang. Ini adalah tanah-tanah dari pembuangan selokan yang dilakukan pemerintah selama 3 bulan sekali…
Kering sekali yach… GLobal WARMING!!!
Jenis sampah pecah belah
Nice pict bersama ibu-ibu pemulung di TPA Keputih!… it’s so HOT!!! ^.^
WAJAH CERIA IBU-IBU PEMULUNG KETIKA SEDANG BEKERJA… ^.^
Oooww iya teman-teman… kita perlu blajar loh dari para pemulung ini, karena mereka selalu mensyukuri apa yang mereka punya, mereka gak pernah menyayangkan keadaan mereka, seperti yang kita lihat diatas, meskipun panas terik, mereka terus bekerja dengan penuh semangat dan keceriaan. Bahkan pada waktu wawancara pun, mereka dengan senang hati menjawab pertanyaan yang kita ajukan dan mereka pun sekali-kali melemparkan canda tawa pada kita. Jaaadiii, kita jangan pernah menganggap enteng pemulung-pemulung ini karena mereka sebenarnya sangat berjasa dalam mengelola sampah-sampah di Surabaya ini agar dapat dimanfaatkan kembali.
2 komentar:
wow cah ayu kok tumben mau dateng ke gunungan sampahh?? hahahaha..gaya juga..tapi bagus deh..jadi kita bisa tau gmn sih sampah yang dihasilkan oleh masyarakat surabaya. Bagus2..sangat mengesankan, ga nyangka kalian berani dateng ke sana...info yg kalian berikan juga bagus.
Hayo, semua yang baca artikel ini harus segera merubah sikap dan perilaku membuang sampah pada tempatnya...
Tulisan yang menggugah^^
Posting Komentar